Sosialisasi Bencana Alam di Kelurahan Bojong Nangka, Kelapa Dua, Tangerang

PERKASANUSANTARA.COM – Tangerang – Lurah Bojong Nangka Dani Herdani, S.Sos, dalam sambutannya pada kegiatan Sosialisasi Bencana Alam di Aula Kelurahan Bojong Nangka, Rabu (22/5/2024) mengatakan, terkait isu strategis yang ada di wilayahnya. Di antaranya adalah isu strategis yang berada di Gelora Bojong Nangka. Masih sering terjadi banjir atau ada genangan di kawasan Bojong Nangka dan sekitarnya, apabila turun hujan lebat dengan durasi satu jam. Di mana, pada akhirnya terjadi banjir atau genangan yang cukup luas.

“Sebagaimana diketahui dari ketentuan yang ada, bahwa penanganan bantuan bencana banjir itu, baru dapat dilakukan dalam satu kali 24 jam baru memperoleh bantuan,” ungkap Dani Herdani.

Dikatakannya, sejauh ini apa yang terjadi di kelurahan Bojong Nangka masih dikategorikan pada genangan.

“Hujan yang turun lebat, selama 1 sampai 2 jam, memang terjadi banjir. Lebih tepat genangan. Itu terlihat di mana-mana. Hampir sebagian, ada juga yang masuk ke rumah-rumah, begitu juga transportasi sedikit terganggu,” urainya, di depan para Ketua RW se-Bojong Nangka.

Ditambahkannya, sehingga hal-hal seperti ini perlu penanganan yang menyeluruh. Sebagaimana diketahui dari 35 RW, itu ada 10 RW yang di luar perumahan. Dari 25 RW di perumahan terdata ada 10 RW yang merupakan penduduk awal, penduduk asli, sebelum ada kawasan perumahan tertata dan masuk ke kelurahan Bojong Nangka.

“Sesuai dengan perkembangan ekonomi, ada yang masih rumah asli, termasuk instalasi juga belum dirubah,” ujarnya.

Dilanjutkannya, kemudian wilayah ini berkembang, sehingga begitu padatnya rumah dan perumahan, hal ini menimbulkan kerawanan. Rawan terjadi kebakaran di lingkungan padat di Kelurahan Bojong Nangka.

Dan, kendala paling nyata di perumahan warga yang berada di luar perumahan, adalah aksesnya masih seadanya, belum ditata, tidak seperti di perumahan.

“Artinya, akses di pemukiman perkampungan apabila terjadi kebakaran, untuk masuk ke rumah-rumah yang ada, di perkampungan itu, akan sulit sekali,” katanya.

Diuraikan lebih lanjut, kemudian ada hal lain. Dari jumlah penduduk yang tercatat 47.800 sekian. Kenyataannya, jumlah penduduk kita yang berdomisili di kelurahan Bojong Nangka, tapi tanpa KTP Bojong Nangka, kurang lebih hampir sampai 50.000 jiwa.

“Cuma karena memang yang punya aset di luar lingkungan dan lain sebagainya, KTPnya belum pindah ke sini. Mungkin nanti ada solusi dan ada tindak lanjut,” ujarnya.

Dani menambahkan, nanti sosialisasi di wilayah yang begitu luas, dengan jumlah penduduk yang begitu banyak, dan kami yang terbatas personil, senantiasa bermitra dengan Babinsa, di mana yang jumlahnya juga relatif sedikit, untuk kebutuhan keamanan dan ketertiban wilayah yang seluas ini, kami sangat memerlukan perangkat-perangkat di bawahnya.

“Kami memerlukan bantuan dari para RT, para RW., untuk membentuk Linmas atau keamanan atau apapun namanya, yang ikut membantu untuk menciptakan ketentraman dan ketertiban di wilayahnya masing-masing, membantu mensosialisasikan informasi dari pihak kami (Kelurahan),” imbuh Dani.

Kemudian dilanjutkannya, untuk itu saya mengapresiasi para Ketua RW atau para Ketua RT beserta jajaran atau yang mewakilinya, yang sudah mandiri karena terbentuknya RT dan RW itu, pada intinya adalah terciptanya kemandirian. Baik Itu di bidang sosial kemasyarakatan, kesehatan, kebudayaan dan keamanan serta lain sebagainya,” papar Dani lebih jauh.

Dikatakannya, sejumlah langkah-langkah yang pernah dan sudah kami laksanakan, sudah pula kami berkoordinasi dengan dinas terkait.

“Penanganan bencana alam banjir ini perlu kami sampaikan, oleh karena perihal penanganan banjir ini, memang sangat membutuhkan biaya yang cukup besar,” pungkas Dani Herdani.

Pewarta/Editor: Eddy. Foto: Eddy

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours